Selasa, 10 Mei 2011

Kesaksian Bapak Mohammad Soebari, Mantan Kabag Keuangan DPR RI dan tokoh elite KW-9 yang ditahan tahun 1980 dan bebas tahun 1983.

Saya mengenal baik tentang siapa itu Abu Toto, yang sekarang bernama AS Panji Gumilang dan juga menjadi syaikh atau pimpinan Ma’had Al-Zaytun. Dulunya, dia (AS Panji Gumilang) mengaku bernama Prawoto dan dibai’at sebagai Imarah di wilayah IX oleh Seno alias Basyar pada tahun 1978. Ketika kita semua ditangkap oleh militer (Ali Murtopo) tahun 1980, si Toto ini kabur ke Sabah sambil membawa lari uang jama’ah sebayak 2 Milliar rupiah. Dan setelah itu tidak ada kabar beritanya lagi, namun tiba-tiba muncul kembali sekitar tahun 1988-1989 dan bergabung dengan pak Karim Hasan yang saat itu secara ideologis sudah tidak lagi sejalan dengan saya.

Ketika pak Karim meninggal tahun 1992, seingat saya keberadaan Toto tidak terlihat di sana. Bahkan karena menurut keluarga pak Karim, jenazah tidak boleh dan tidak perlu dimandikan karena menurut mereka beliau mati dalam keadaan syahid, maka saya pun akhirnya tidak ikut menshalati. Meskipun sesungguhnya saya sendiri tahu bahwa pak Karim ini sudah melakukan penyimpangan aqidah dan ubudiyah yang fatal melalui kiprahnya di Lembaga Kerasulan, dan saya pun menyaksikan akhir dari hidupnya yang tragis yang tidak perlu disebutkan disini.

Sayapun sudah sempat datang melihat Al-Zaytun dari dekat, namun ketika saya tanyakan dan saya nyatakan keinginan untuk bertemu Toto, dijawab oleh mereka syaikh lagi tidak ada di tempat. Menurut hemat saya, masalah Al-Zaytun ini memang harus segera diklarifikasi oleh banyak pihak, sebelum dampak dan korban yang jatuh makin banyak serta meluas. Dan secara keilmuan saya sangat setuju serta mendukung jika ada upaya-upaya transparansi ataupun klarifikasi yang berkaitan dengan Toto, Al-Zaytun, KW-9 dan sekaligus NII dengan segala kaitan atau mata rantai sejarahnya dalam masyarakat Indonesia.

Yang telah jelas dan pasti, tidak perlu disangsikan lagi AS Panji Gumilang syaikh ma’had Al-Zaytun sekarang ini adalah Toto atau Prawoto yang dahulunya bersama-sama dengan kami di KW-9 sejak tahun 1978 dan ketika kami ditangkap, diapun lari ke Sabah Malaysia, lantas selanjutnya kembali lagi tahun 1988 bergabung dengan Lembaga Kerasulan, dan setelah pak Karim meninggal, konon dialah yang memimpin KW-9 yang menghebohkan sampai sekarang ini, selebihnya wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar